Wednesday, April 22, 2009

Mount Arjuna - Welirang

Let's Climb to Arjuno - Welirang Mount

Gunung Arjuno dan Gunung Welirang terletak pada satu gunung yang sama dan terletak pada satu rangkaian Gunung Anjasmoro dan Gunung Ringgit. Hanya bedanya jika gunung Arjuno adalah gunung tua yang tak aktif lagi, sedangkan gunung Welirang masih aktif dengan kawah belerangnya. Dan dua gunung tadi bisa di daki dari berbagai jalur. yakni dari Tretes, Lawang dan Batu Selecta.

Jalur Pendakian.

Jalur Tretes-Welirang
Dari Surabaya kita naik bis jurusan Malang atau sebaliknya, turun di Pandaan dan ganti minibus ke jurusan Tretes. Tretes (860 m.dpl) merupakan Tempat Wisata dan Hutan Wisata. Di situ juga terdapat dua air terjun yang indah, yaitu air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman.
Setelah mendaftar di Pos PHPA Tretes, yang terletak dibelakang Hotel Surya, kita dapat langsung mendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuno. Kita dapat menjumpai sungai kecil dipertengahan antara Tretes dan Pondok Welirang (terdapat Shelter). Setelah berjalan sekitar 4 – 5 jam ke arah barat daya dari Tretes, melewati hutan tropika Lali Jiwo, kita dapat berhenti dan bermalam di Pondok Welirang. Di tempat istirahat para penambang biji belerang ini, kita dapat mengambil air dan memasak atau mandi, karena air cukup melimpah. Hampir setiap hari sekitar 20 – 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes, yang merupakan pemandangan unik.
Besok paginya kita dapat mulai mendaki, dan kira-kira 45 menit perjalanan kita jumpai jalan bercabang, kekiri ke arah Gunung Arjuno, atau lurus langsung kearah ke puncak Gunung Welirang. Dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang ini kita melewati hutan Cemara dan kita akan kita akan sampai di puncak Gunung Welirang setelah perjalanan 3 – 4 jam. Jalur pendakian dari Tretes sampai Gunung Welirang merupakan jalan berbatu yang tertata rapi , tetapi merupakan siksaan tersendiri untuk perjalanan turun.
Dari Puncak Gunung Welirang, yang ditandai dengan batu besar, kita bisa menyaksikan pemandangan menarik kearah Selekta, Tretes dan kaki-kaki langit di Selat Madura. Di bawah puncak Gunung Welirang ada dua kawah berwarna kekuningan yang menyemburkan gas belerang, Kawah Jero yang besar dan lebih dalam dan Kawah Plupuh. Bijih belerang di Kawah Jero inilah yang ditambang secara tradisional. Bila kemalaman kita bisa berteduh di gua-gua disekitar Puncak. Bagi yang tidak tahan aroma belerang sebaiknya tidak berlama-lama berada disekitar Puncak dan kawah, karena akan menyebabkan pening. Perlu waktu 3 – 4 jam untuk turun ke Tretes dari Puncak Gunung Welirang.
Bila kita akan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Arjuno, dari Puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ke arah Selatan, dan melalui hutan cemara dengan melewati satu jurang dan lembah Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II, dimana kita dapat jumpai beberapa lubang sumur ( luweng) didekat jalur, yang sering digunakan untuk menjebak Rusa. Selanjutnya kita akan melalui Sawahan Bakal (2.626 m.dpl), berupa padang rumput dimana sering dijumpai Rusa dan Kijang.
Setelah berjalan 5 – 6 jam, kita akan sampai di puncak tempat yang dinamakan Pasar Dieng, yang ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuno, dimana terdapat batu-batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Perlu 30 menit perjalanan melewati satu puncak lagi, sebelum kita sampai di Puncak Gunung Arjuno yang ditandai dengan batu-batu besar.
Puncak Gunung Arjuno anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5 – 10 derajat. Di sini kita dapat menikmati panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan, serta Laut Jawa dengan kerlipan lampu-lampu kapal, juga Puncak Gunung Semeru dan semburan asapnya. Puncak Gunung Arjuno disebut juga dengan “Puncak Ogal-agil”. Setelah berkemah di puncak, besok paginya kita dapat turun ke kota Lawang ke arah Timur dengan melewati hutan cemara, hutan tropis dan perdu, setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian Utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu, daripada kembali ke arah Gunung Welirang/Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.
Jalur Timur, Lawang
Mendaki Gunung Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dari arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita capai dari arah ini.
Dari arah Surabaya kita naik bis jurusan Malang dan turun di Lawang (76 km). Bila kita dari Malang, maka kita naik dari Terminal Arjosari dengan menggunakan bis atau minibis menuju Lawang, jaraknya 18 km. Dari Lawang kita naik kendaraan umum (angkutan pedesaan) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km. Pendakian ke puncak, dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini.
Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati Perkebunan Teh Wonosari serta terus naik selama 3 – 4 jam perjalanan kita akan sampai di Oro-Oro Ombo yang merupakan tempat berkemah. Dari Oro-oro Ombo menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6 – 7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut Hutan Lali Jiwo. Dari sini kita akan melalui padang rumput yang jalannya menanjak dan curam sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menyerupai taman yang sangat indah, setelah itu kita akan mencapai puncak Arjuno.

Dari arah Barat, Sumber Brantas-Batu
Jalur pendakian dari arah Batu, yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang, juga merupakan jalur yang menarik dan menyenangkan. Kota Batu, keadaannya tidak berbeda jauh dengan Tretes, merupakan kota wisata memiliki panorma yang menarik, dengan berbagai fasilitasnya. Batu, disebut juga Kota Apel, dan mendapat julukan Swiss-nya Jawa, terletak dilembah Gunung Panderman dan lereng Gunung Arjuno, memiliki kawasan wisata dengan sumber air hangat di Songgoriti. Untuk menuju Batu dari arah Kediri atau Malang kita dapat naik bis/colt, selanjutnya dilanjutkan dengan minibus dari Batu menuju Desa Sumber Brantas lewat Selecta.
Kita bisa berhenti di Selecta, yang juga merupakan kawasan wisata yang ternama, terletak pada ketinggian 1.200 m.dpl, hawanya sejuk dan tersedia sarana wisata yang menyenangkan, kolam renang dan taman bunga, juga pasar buah dan sayur segar. Di Selecta, banyak tersedia hotel maupun losmen dimana kita dapat bermalam. Fasilitas telepon terakhir ada di Selecta ini.
Di Desa Sumber Brantas (1.600 mdpl) terdapat mata air yang merupakan sumber dari Sungai Brantas yang mengalir ratusan kilometer, yang merupakan darah bagi lahan pertanian di Jawa Timur. Di mata air ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Dari Sumber Brantas, mengikuti jalan aspal kearah Pacet -Mojokerto sejauh 8 km, kita akan sampai di Cangar yang merupakan kawasan Taman Hutan Rakyat Suryo yang sedang dikembangkan fasilitasnya, untuk menikmati mandi air panas alami dari kaki Gunung Welirang.
Di Desa Sumber Brantas kendaraan umum biasanya menurunkan kita di Pos KSDA, tetapi kita bisa minta turun (dengan perjanjian) di ujung desa. Sebelum pendakian, kita harus mendaftar kepada Petugas KSDA. Dari ujung desa, kita memulai pendakian selama 2 jam, dengan melewati jalan berbatu yang menanjak dan ladang sayuran ke arah Timur Laut, sampai ke tepi Hutan Lali Jiwo sebelah barat. Dalam perjalanan ini, samar-samar akan terlihat puncak Arjuno. Untuk menyingkat waktu, kita bisa juga menyewa Jeep di desa Sumber Brantas ini, untuk mengantarkan kita sampai akhir kebun sayur di tepi hutan.
Setelah pendakian 4 jam lagi melintasi hutan tropika yang lebat Lali Jiwo, kita akan sampai di punggungan gunung yang menghubungkan puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah Tenggara Gunung Kembar I. Disini terdapat persimpangan, kearah kiri untuk menuju puncak Gunung Welirang selama 2-3 jam dan ke arah kanan menuju Gunung Arjuno selama 4 – 5 jam.
Perjalanan mendekati Puncak Gunung Welirang dilereng sebelah barat, kita akan dapat menyaksikan padang Bunga Edelweis dan Mentigi yang berdaun kemerah-merahan, pemandangan yang menarik in tak akan dijumpai di jalur lain. Di sepanjang perjalanan kita akan sering menjumpai Rusa, Kijang, Tupai Terbang , Lutung juga Burung-burung yang terlihat jinak.
Di Hutan Lali Jiwo (Lali=Lupa, Jiwo=Jiwa/Pikiran), kita harus hati-hati karena mudah tersesat, dan ada pantangan bahwa kita tidak boleh membicarakan sesuatu yang tidak sopan atau bersikap sombong.

Mount Gede - Pangrango

Mendaki Gede – Pangrango

Gunung Gede – Pangrango terletak di daerah Jawa Barat. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama. Kawasan ini memiliki dua puncak yakni Gunung Gede 2.958 mdpl dan Gunung Pangrango 3.019 mdpl. Kedua puncak ini dihubungkan sebuah pelana lembah dinamai Kandang Badak 2.393 mdpl.
Untuk menjaga rehabilitasi dan recovery ekosistem alami hutan hujan Gunung Gede Pangrango, kegiatan pendakian ditutup antara 1 Januari s.d 31 Maret dan Bulan Agustus.
Sementara untuk kegiatan rekreasi lainnya seperti rekreasi ke Air Terjun Cibeureum, dan rekreasi lain dibuka sepanjang tahun.

Ekosistem Taman Nasional Gede – Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana. Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya seperti macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terkenal kaya akan berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun 1995.

Peraturan Pendakian Gede – Pangrango

 

· Melapor kepada petugas di pintu masuk dan di pintu keluar. Petugas akan memeriksa perlengkapan bawaan Anda dan ijin anda sebelum dan setelah pendakian.
· Dilarang membawa binatang dan tumbuhan dari luar ke dalam kawasan TNGGP.
· Dilarang memberi makanan kepada satwa.
· Tidak diijinkan membuat api di dalam kawasan, kecuali pada lokasi yang sudah diijinkan.
· Dilarang merusak, memindahkan, mencoret-coret sarana dan prasarana di dalam kawasan.
· Dilarang memetik, memindahkan, dan mengambil tumbuhan dari dalam kawasan.
· Jangan berjalan di luar jalur / track utama yang sudah ditentukan.
· Jangan membuang dan meninggalkan sampah di dalam kawasan, bawa sampah Anda ketika turun dari gunung.
· Dilarang membawa shampo, sabun, odol dan bahan detergen lain yang dapat mencemari air tanah.
· Dilarang membawa radio, alat musik, minuman beralkohol, dan narkoba kedalam kawasan.
Bagi siapa saja yang ingin mendaki ke Gunung Gede dan Pangrango wajib untuk mendapatkan ijin SIMAKSI di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan melakukan booking sebelumnya. Lama maksimum pendakian adalah 2 hari 1 malam.
Untuk mengurangi dampak negatif kepada lingkungan dan agar pengalaman saat mendaki memuaskan, maka TNGGP menetapkan sistem kuota,yaitu 600 orang pendaki per hari melalui 3 pintu masuk dengan pembagian: Cibodas 300 orang, Gunung Putri 200 orang, dan Selabintana 100 orang.

Persyaratan Mendaki Gede – Pangrango

1. Setiap pendaki harus menunjukkan ijin, dan ijin dapat diperoleh di Kantor Balai Besar TNGGP di Cibodas. Pengajuan ijin pendakian menggunakan sistem booking dengan batas waktu minimum pengajuan adalah 3 (tiga) hari dan maksimum 1 (satu) bulan sebelum tanggal pendakian.
Catatan: Turis Mancanegara disarankan untuk melakukan booking sebelumnya, namun dalam rangka meningkatkan kunjungan turis mancanegara dan menimbang waktu kunjungan wisman yang terbatas, maka wisman dapat memperoleh ijin di Kantor Balai Besar TNGGP pada hari saat ingin mendaki.
2. Tiket dan Asuransi
  • Wisatawan Domestik  >>Tiket masuk: Rp. 2.500/hari/orang >>Asuransi : Rp. 2.000/orang
  • Wisatawan Asing >>Tiket masuk: Rp. 20.000/hari/orang.>>Asuransi : Rp. 2.000/orang
Orang asing yang menunjukkan KTP atau KITAS dapat memperoleh harga tiket yang sama dengan wisatawan lokal.
3. Menyerahkan fotocopy Identitas resmi (Passport/KTP/KITAS/SIM/Kartu Mahasiswa/Pelajar). Fotocopy tidak akan dikembalikan.
4. Jika anda berumur < 17 tahun, diwajibkan menyerahkan surat ijin dari orang tua yang ditanda tangani diatas materai Rp. 6.000,- dan melampirkan fotocopy Identitas resmi orang tua yang masih berlaku.

Perlengkapan yang perlu dibawa

  • Untuk pendakian 1 hari (tanpa bermalam), bawalah jaket hujan, lampu senter, dan makanan dan minuman yang cukup.
  • Jika ingin kemping di kandang badak atau alun-alun, selain barang-barang diatas, persiapkan juga tenda, perlengkapan memasak, kantong tidur, matras, dan pakaian hangat. Anda dapat menyewa perlengkapan diatas di beberapa toko peralatan kemping di Cibodas. Bawalah kantong plastik besar yang dapat dipergunakan misalnya untuk membawa sampah-sampah anda kembali.

Beberapa Rute Favorit

Pendakian 1 hari ke Air Panas

  • 6 jam pulang pergi – ( Cibodas-Telaga Biru-Terjun Cibeureum-Air Panas)

Pendakian 1 hari ke Puncak Gunung Gede

  • 11 jam pulang pergi -Sama dengan perjalanan sampai Air Panas, kemudian…Kandang Badak sampai di Puncak Gunung Gede dan kembali ke Cibodas

2 hari 1 malam Pendakian ke Puncak Gede (Cibodas – Cibodas)

  • Hari ke 1 ( 5 jam) … ( CibodasTelaga Biru-Air Terjun Cibeureum-Air Panas-Kandang Badak)
  • Hari ke 2 (8 jam) – Sampai di Puncak Gunung Gede dan kembali ke Cibodas

2 hari 1 malam ke Puncak Gunung Gede (Cibodas- Gunung Putri)

  • Hari ke I (8 jam) – (Cibodas-Telaga Biru-Air Terjun Cibeureum-Air Panas-Kandang Badak-Puncak Gunung Gede-Alun-Alun Suryakencana
  • Hari ke II (4 jam) – Istirahat di Alun-Alun Suryakencana dan turun ke Gunung Putri. Walaupun jalan sedikit curam, tapi butuh waktu lebih pendek ketika menurun.